PESERTA
DIDIK DALAM PENDIDIKAN ISLAM
Disusun Untuk Memenuhi Salah SatuTugas
Mata Kuliah :
Ilmu Pendidikan Islam
Dosen
Pembimbing : Supriadi, M.Pd.I
Disusun Oleh :
Kuyen
16.42.017765
UNIVERSITAS
MUHAMADIYAH PALANGKARAYA
FAKULTAS
AGAMA ISLAM
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
TAHUN
AKADEMIK 2017/2018
Assalamualaikum Wr. Wb
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Peserta Didik Dalam Pendidikan Islam” ini dengan baik.
Terimakasih saya ucapkan
kepada Bapak Supriadi, M.Pd.I dosen mata kuliah
Ilmu Pendidikan Islam, yang telah memberikan arahan terkait tugas makalah ini. Tanpa bimbingan dari beliau mungkin, saya tidak akan dapat menyelesaikan tugas ini sesuai dengan format
yang telah di tentukan.
Saya menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, saya mengharapkan kritik dan saran
pembaca demi kesempurnaan makalah untuk kedepannya.
Akhir kata, saya ucapkan terimakasih kepada para pembaca yang sudakenan membaca makalah ini dengan tulus ikhlas. Semoga makalah ini bermanfaat,
khususnya bagi saya sendiri dan para pembaca. Amin ..
Wassalamualaikum Wr.Wb
Palangkaraya,23 November 2017
Penulis
i
KATA
PENGANTAR........................................................................ i
DAFTAR ISI........................................................................................ ii
BAB
I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang......................................................................... 1
B. Rumusan
Masalah..................................................................... 2
C. Tujuan
Penulisan....................................................................... 2
BAB
II PEMBAHASAN
A.
Peserta
Didik Dalam Pendidikan Islam ................................... 3
B.
Teori
Tentang Pendidikan Dan Peserta Didik Dalam
Pengembangan Ilmu Pendidikan
Islam.................................... 5
C.
Kebutuhan Peserta Didik Dalam
Pendidikan Islam................. 8
D.
Karakteristik peserta Didik Dalam Pendidikan
Islam.............. 9
BAB
III SIMPULAN
A.
Simpulan................................................................................... 12
B.
Saran........................................................................................ 12
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pendidik dan peserta didik merupakan komponen penting
dalam sistem pendidikan Islam. Kedua komponen ini saling berinteraksi dalam
proses pembelajaran untuk mewujudkan tujuan pendidikan yang diinginkan.
Demikian pula peserta didik, ia tidak hanya sekedar objek
pendidikan, tetapi pada saat-saat tertentu ia akan menjadi subjek pendidikan.
Hal ini membuktikan bahwa posisi peserta didik pun tidak hanya sekedar pasif
laksana cangkir kosong yang siap menerima air kapan dan dimanapun. Akan tetapi
peserta didik harus aktif, kreatif dan dinamis dalam berinteraksi dengan
gurunya, sekaligus dalam upaya pengembangan keilmuannya.
Pendidikan merupakan bimbingan dan pertolongan secara
sadar yang diberikan oleh pendidik kepada peserta didik sesuai dengan
perkembangan jasmaniah dan rohaniah ke arah kedewasaan. Peserta didik di dalam
mencari nilai-nilai hidup, harus dapat bimbingan sepenuhnya dari pendidik,
karena menurut ajaran Islam, saat anak dilahirkan dalam keadaan lemah dan suci/fitrah
sedangkan alam sekitarnya akan memberi corak warna terhadap nilai hidup atas pendidikan agama peserta didik.
Hal ini sebagaimana Firman Allah SWT:
فَأَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفًا فِطْرَةَ اللَّهِ الَّتِي
فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا لَا تَبْدِيلَ لِخَلْقِ اللَّهِ ذَلِكَ الدِّينُ
الْقَيِّمُ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ
Artinya :
“Maka
hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah
Allah yang Telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. tidak ada peubahan
pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak
mengetahui.” (Q.S Ar-Rum : 30)
Dilihat dari segi kedudukannya, peserta didik
adalah makhluk yang sedang berada dalam proses pekembangan dan pertumbuhan
menurut fitrahnya masing-masing. Mereka memerlukan bimbingan dan pengarahan
yang konsisiten menuju ke arah titik optimal kemampuan fitrahnya.Dengan demikian, maka agar pendidikan Islam dapat berhasil dengan
sebaik-baiknya haruslah menempuh jalan pendidikan yang sesuai dengan
perkembangan fitrah anak didik.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa
yang dimaksud dengan peserta didik dalam pendidikan Islam ?
2.
Bagaimana
Teori tentang pendidikan dan peserta didik dalam pengembangan ilmu pendidikan
Islam ?
3.
Apa
kebutuhan peserta didik dalam pendidikan Islam ?
4.
Bagaimana
karakteristik peserta didik dalam pendidikan Islam ?
C. Tujuan Penulisan
1.
Untuk
mengatahui peserta didik dalam pendidikan Islam
2.
Untuk
mengatahui Teori tentang pendidikan dan peserta didik dalam pengembangan ilmu
pendidikan Islam
3.
Untuk
mengatahui kebutuhan peseta didik dalam pendidikan Islam
4.
Untuk
mengatahui karakteristik peserta didik dalam pendidikan Islam
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Peserta Didik dalam Pendidikan Islam
1.
Pengertian
Peserta Didik
Dalam konteks pendidikan, kita menemukan beberapa istilah yang
dipakai dalam penyebutan anak didik, diantaranya adalah “murid,
peserta didik, dan anak didik”. Semua istilah tersebut mempunyai implikasi yang berbeda. “Murid”
merupakan bentuk isim fail dari
kata “arada-yuridu-iradatan-muridun”,yang berarti orang yang
menginginkan. Istilah “murid” ini
juga mengandung arti kesungguhan dalam belajar, memuliakan guru. Dalam konsep
murid ini pula terkandung keyakinan bahwa mengajar dan belajar itu wajib.
Ahmad Tafsir (2006) sangat yakin sekali jika istilah murid, ini tetap dipakai,
diresapi, dan diamalkan oleh guru dan “
murid”
maka pendidikan akan lebih cepat dan tepat menghasilkan lulusan yang menjadi
manusia.
Sebutan atau istilah murid ini masih bersifat umum, sama umumnya
dengan sebutan anak didik dan peserta didik. Akan tetapi, kelihatanya istilah
murid ini khas pengaruh agama Islam. Dalam Islam sebutan ini diperkenalkan oleh
para Sufi. Dalam konsep tasawuf, “murid” ini mengandung pengertian orang yang sedang
belajar, menyucikan diri, dan sedang berjalan menuju Tuhan (Allah). Hal yang paling menonjol dalam istilah itu adalah keputusan murid
kepada guru [ muryid] nya (Tafsir, 2006 :
165) s
Sementara sebutan anak didik mengandung arti bahwa guru menyayangi
murid seperti anaknya sendiri. Faktor kasih sayang guru terhadap anak didik
dianggap salah satu kunci keberhasilan pendidikan.
Sebutan yang selanjurnya adalah peserta didik, yakni sebutan yang
paling mutakhir. Istilah ni menekankan pentingnya murid berpartisipasi dalam
proses pembelajaran [1]
Jadi, kesimpulannya bahwa peserta didik itu merupakan bentuk dalam
proses pembelajaran, seorang pendidik harus sedapat mungkin memahami anak didik, sebab kesalahan
dalam memahami hakikat anak didik akan mengakibatkan kesalah yang fatal.
2.
Pengertian
Pendidik dalam Pendidikan Islam
Dalam
undang-undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang system Pendidikan
Nasional pasal
1 ayat 7 dan 8 istilah Guru atau Pendidikan dengan tenaga kependidikan dan
tenaga pendidik. Tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan
diri dalam penyelenggaraan pendidikan. Sedangkan tenaga pendidik adalah anggota
masyarakat yang bertugas membimbing, mengajar, dan melatih peserta didik.
Menurut Ahmad
D. Marimba, pendidikan adalah seseorang yang memikul pertanggung jawaban untuk mendidik, yaitu manusia dewasa
yang karena hak dan kewajibannya bertanggung jawab tentang pendidikan si
terdidik. Secara singkat Ahmad Tafsir mengatakan pendidikan dalam Islam sama
dengan teori Barat, yaitu siapa yang bertanggung jawab terhadap perkembangan
anak didik.
Dari segi
bahasa, pendidikan, sebagaimana dijelaskan oleh WJS. Poerwadarminta adalah
orang yang mendidik. Yang berarti bahwa mendidik. Yang berarti bahwa pendidik
adalah orang yang melakukan kegiatan dalam bidang mendidik.[2]
Pendidikan
dalam penyelanggaraan pendidikan Islam ada hakikatnya adalah mereka yang
melaksanakan tugas dan tanggung jawab mendidik tidak hanya dibatasi pada
terjadinya interaksi pendidikan dan pembelajaran antara guru dan peserta didik
dimuka kelas, tetapi mengajak, mendorong dan membimbing orang lain untuk
memahami dan melaksanakan ajaran Islam merupakan bagian dari aktivitas
pendidikan Islam. Oleh karena itu aktivitas pendidikan agama Islam dapat
berlangsung kapan dan dimana saja, bahkan oleh siapa saja sepanjang yang
bersangkutan memenuhi syarat-syarat baik dilihat dari prinsip-prinsip
pendidikan dan pembelajaran maupun ajaran agama Islam.[3]
Jadi, Pengertikan Pendidikan dalam Pendidikan Islam dapat
ditarik kesimpulan bahwa pendidikan dan menurut para ahli bahwa pendidikan itu harus bertanggung jawab dalam hal
mendidik terutama bagi seorang Guru
dalam hal melakukan kegiatan dalam memberikan pengatahuan, keterampilan,
pendidikan, pengalaman, dan sebagainya kepada peserta didiknya.
B.
Teori Tentang Pendidikan dan Peserta Didik Dalam Pengembangan Ilmu
Pendidikan Islam
Dalam
Peseta didik adalah semua orang yang
melibatkan diri dalam kegiatan diri dalam kegiatan pendidikan atau dilibatkan
secara langsung, yaitu semua masyarakat yang mengikuti kegiatan pembelajaran di
lembaga pendidikan formal dan informal.[4]
Perkembangan anak memerlukan bimbingan orang
tuanya dengan melakukan hal-hal penting di bawah ini :
1.
Memberi
teladan yang baik;
2.
Membiasakan
anak bersifat baik;
3.
Menyajikan
cerita-cerita yang baik;
4.
Menerangkang
segala hal yang baik;
5.
Membina
daya kreatif anak;
6.
Mengontrol,
membimbina, dan mengawasi perilaku anak dengan baik; dan
7.
Memberikan
sanksi yang bernilai pelajaran dengan baik, jika hal ini perlukan, sebagaimana
Rasulullah Saw. Mengatakan bahwa jika anak telah berumur tujuh tahun,
pemerintahan mereka untuk mendirikan shalat,. Jika meninggalkan shalat, berilah
sanksi ( pukul
pantatnya ).[5]
Dalam pengembangan ilmu pendidikan Islam dikaitkan dengan peserta
didik, perlu diperhatikan aspek-aspek yang penting dikembangkan dari peserta
didik, yaitu sebagai berikut :
1.
Aspek
paedagogis, yaitu manfaat
pendidikan bagi manusia dalam memerlukan pendidikan. Oleh karena itu,
pendidikan yang berjenjang harus terus dikembangkan kualitasnya;
2.
Aspek
sosialogi, yaitu manfaat
pendidikan bagi manusia dalam pergaulan dengan sesama manusia;
3.
Aspek
filosifi, yaitu mengembangkan cara berpikir
anak didik yang diperkaya oleh kematangan dan teknik berpikir yang radikal, logis,
kritis dan sistematis, juga kontermplatif;
4.
Aspek
kultural, yaitu mengembangkan ilmu pendidikan Islam yang diterapkan kepada
peserta didik guna membangkitkan kreativitas daya cipta dan karyanya dalam ilmu
pengatahuan yang bermanfaat bagi kehidupan di masyarakat.
5.
Aspek
religiusitas, yaitu
mengembangkan ilmu pengatahuan Islam yang
menguatkan keberagaman, keyakinan atau keimanan peserta didik sehingga
tujuan pendidikan Islam untuk membangun manusia yang beriman dan bertakwa serta
berkepribadian luhur dapat dipercaya secara optimal;
6.
Aspek
pertumbuhan anak, yaitu
mengembangkan ilmu pendidikan Islam berkaitan dengan pertumbuhan anak yang
berdasarkan kepada biologis anak, psikologis, dan didaktiskanya. Pertumbuhan
anak secara biologis melalui lima fase, yaitu :
a.
Masa
embrio/ dalam Rahim Ibu;
b.
Masa
kanak-kanak;
c.
Masa
kuat/ yang telah memiliki kekuatan jasmani dan rohaninya;
d.
Masa
tua; dan
e.
Masa
meninggal dunia.[6]
Pertumbuhan peserta didik dilihat secara didaktis telah telah
diatus oleh pendidikan yang bersifat jalur, jenjang, dan jenis pendidikanya .
sebagaimana yang kita perhatikan dalam kehidupan pendidikan masyarakat, yaitu
sebagai berikut :
1.
Pendidikan
dalam rahim ibu hingga dilahirkan,:
2.
Pendidikan
dalam pangkuan inu mulai dilahirkan hingga berumur 2 tahun;
3.
Pendidikan
masa pertumbuhan balita ( di bawah lima tahun );
4.
tumbuhan
belita ( dibawah lima tahun);
5.
Pendidikan
di taman anak-anak, mulai usia 4 tahun hingga 6 tahun;
6.
Pendidikan
di sekolah dasar selama enam tahun ( usian 7-12 tahun);
7.
Pendidikan
disekolah menengah pertama selama tiga tahun (
usia 12-15 tahun);
8.
Pendidikan
di sekolah menengah umum selama tiga tahun (
usia 16- 18 tahun); dan
9.
Pendidikan
di perguruan tinggi, mulai dari Diploma I,II,III, dan IV, sampai pendidikan
strata I (serjana,
usia 19-24 tahun), strata 2 (magister), dan strata 3 (Doktor).[7]
Jadi, dari urai
diatas bahwa Teori Tentang Pendidikan dan Peserta Didik Dalam Pengembangan Ilmu
Pendidikan Islam harus melalu oleh peserta didik berkait dengan pengembangan
potensi dan keterampilan peserta didik. Dengan demikian, seluruh pendidikan
bertujuan memberikan bekal ilmu pengatahuan yang bersifat teori dan
ketarampilan menerapkan teori dalam kehidupan
C.
Kebutuhan Peserta Didik
Satu
hal yang juga perlu mendapat perhatian pendidikan dalam
membimbing peserta didiknya adalah kebutuhan mereka.
Menurut Al-Qusy ( 1972 : 77 ), kebutuhan peserta didik itu secara umum dapat dibagi menjadi dua
kebutuhan pokok.
1.
Kebutuhan
jasmani
Kebutuhan jasmani seperti makan, minum, olah raga, dan
sebagainya.
2.
Kebutuhan
Rohani
Kebutuhan Rohani di bagi menjadi 6
sebagai berikut :
a.
Kebutuahan
kasih sayang;
b.
Kebutuhan
akan rasa aman;
c.
Kebutuhan
akan rasa harga diri;
d.
Kebutuhab
akan rasa bebas;
e.
Kebutuhan
akan rasa sukses;
f.
Kebutuhan
akan suatu kebutuhan pembimbing atau pengndalian diri manusia, seperti
pengatahuan-pengatahuan lain yang pada diri setiap manusia.
Selain beberapa kebutuhan sebagaimana
disebutkan di atas terdapat kebutuhan yang paling esensi, yaitu kebutuhan pada
agama. Agama dibutuhkan oleh manusia karena memerlukan orientasi dan objek
pengabdian dalam hidupnya. Oleh karena itu tidak ada seorang pun yang tidak
membutuhkan agama. Para ahli tafsir juga mempunyai pendapat yang sama bahwa fitrah beragama
adalah menjadi kebutuhan manusia. Jadi tidak heran jika ada yang mengatakan
bahwa manusia adalah makhluk yang beragama ( homo religus )
Kebutuhan-kebutuhan
peserta didik tersebut harus menjadi perhatian yang serius dari pada
pendidikan, sehingga peserta didik akan mencapai kematangan, baik secara fisik
maupun psikis. Dalam hal ini, penekanannya adalah pemenuhan kebutuhan terhadap
agama, karena ajaran agama yang sudah dihayati, diyakini, dan diamalkan oleh
anak didik akan mewarnai i seluruh aspek kehidupannya. Oleh karena itu. setiap pendidikan yang mengabaikan
kebutuhan terhadap agama ini hanya akan
mampu meraih sebagian kecil dari kepribadiannya, atau bahkan usahanya akan
sia-sia sama sekali, sebab pendidikan yang
tidak memerhatikan kebutuhan tersebut
tidak akan menjamah psikologi manusiawi yang terdalam [8]
Jadi, kesimpulan tentang
kebutuah peserta didik yang telah dibahas diatas bahwa semua dalam
kebutuhan peserta didik tidak bisa terlepas dari konsep motivasi dorongan,
konsep perilaku serta tujuan yang kebutuahn itu adalah sebagai suatu kekurangan
di dalam seseatu kebutuhan manusia ataupun tumbuhan.
D. Karakteristik
Peserta Didik
Beberapa hal yang perlu dipahami
mengenai karakteristik peserta didik adalah:
1.
Peserta didik
bukan miniatur orang dewasa, ia mempunyai dunia sendiri, sehingga metode
belajar mengajar tidak boleh dilaksanakan dengan orang dewasa. Orang dewasa
tidak patut mengeksploitasi dunia peserta didik, dengan mematuhi segala aturan
dan keinginannya, sehingga peserta didik kehilangan dunianya.
2.
Peserta didik
memiliki kebutuhan dan menuntut untuk pemenuhan kebutuhan itu semaksimal
mungkin. Kebutuhan individu, menurut Abraham Maslow, terdapat lima hierarki
kebutuhan yang dikelompokkan dalam dua kategori, yaitu:
a.
kebutuhan-kebutuhan
tahap dasar (basic needs) yang meliputi kebutuhan fisik, rasa aman dan
terjamin, cinta dan ikut memiliki (sosial), dan harga diri; dan
b.
metakebutuhan-metakebutuhan
(meta needs), meliputi apa saja yang terkandung dalam aktualisasi diri,
seperti keadilan, kebaikan, keindahan, keteraturan, kesatuan, dan lain
sebagainya. Sekalipun demikian, masih ada kebutuhan lan yang tidak terjangkau
kelima hierarki kebutuhan itu, yaitu kebutuhan akan transendensi kepada Tuhan.
Individu yang melakukan ibadah sesungguhnya tidak dapat dijelaskan dengan
kelima hierarki
3.
Peserta didik
memiliki perbedaan antara individu dengan individu yang lain, baik perbedaan
yang disebabkan dari factor endogen (fitrah) maupun eksogen (lingkungan) yang
meliputi segi jasmani, intelegensi, sosial, bakat, minat, dan lingkungan yang
mempengaruhinya. Pesrta didik dipandang sebagai kesatuan sistem manusia. Sesuai
dengan hakikat manusia, peserta didik sebagai makhluk monopluralis, maka
pribadi peserta didik walaupun terdiri dari dari banyak segi, merupakan satu
kesatuan jiwa raga (cipta, rasa dan karsa).
4.
Peserta didik
merupakan subjek dan objek sekaligus dalam pendidikan yang dimungkinkan dapat
aktif, kreatif, serta produktif. Setiap peserta didik memiliki aktivitas
sendiri (swadaya) dan kreatifitas sendiri (daya cipta), sehingga dalam
pendidikan tidak hanya memandang anak sebagai objek pasif yang bisanya hanya menerima,
mendengarkan saja.
5.
Peserta didik
mengikuti periode-periode perkembangan tertentu dalam mempunyai pola
perkembangan serta tempo dan iramanya. Implikasi dalam pendidikan adalah bagaimana
proses pendidikan itu dapat disesuaikan dengan pola dan tempo, serta irama
perkembangan peseta didik. Kadar kemampuan peserta didik sangat ditentukan oleh
usia dan priode perkembangannya, karena usia itu bisa menentukan tingkat
pengetahuan, intelektual, emosi, bakat, minat peserta didik, baik dilihat dari
dimensi biologis, psikologis, maupun dedaktis.[9]
Jadi,
penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan
secara pemahaman saya tentang
karakteristik peserta didik merupakan Sikap atau pola pikir
masing-masing peserta didik dalam pembelajaran dan mampu menyelesaikan
segala aktivitas atau kegiatan pembelajaran sesuai dengan kemampuan yang
dimilikinya.
BAB III
PENUTUP
A.
Simpulan
Berdasarkan
uraian tentang peserta didik dalam Peserta didik dalam pendidikan Islam sebagai berikut.
Peserta didik
adalah individu yang mengalami perkembangan dan perubahan, sehingga ia harus
mendapatkan bimbingan dan arahan untuk membentuk sikap moral dan kepribadian, pendidikan
hendaklah bertolak amar ma ruf dan nahi munkar dalam artian menjadi prinsip
tauhid sebagai pusat penyebaran misi iman, Islam dan ihsan, dan kekuatan rohnian
dan bernilai-nilai agama dan moral dan juga kita sebagai calon guru nanti harus
dapat menerapkan metode pembelajaran yang sesuai dengan keadaan siswanya, maka
sangat penting bagi seorang pendidik mengatahui karakteristik siswanya. Selain karakteristik
yang perlu diperhatikan juga adalah kebutuhan peserta didik.
B.
Saran
Saran
saya dan juga saya sebagai guru nantinya juga menyampaikan para peserta
didik hendaknya tidak berhenti menuntut ilmu selagi masih mampu, sebab menuntut
ilmu adalah hal yang mulian dan amalankanlah ilmu mu supaya
bermanfaat untuk orang lain karena ada
hadist yang menyatakan sampaikanlah dariku walau hanya satu ayat (HR.Bukhari )
DAFTAR PUSTAKA
Heri Gunawan,2014, Pendidikan Islam Kajian Teoretis dan Pemikiran
Tokoh, Bandung : PT Remaja Rosdakarta.
Hamdanah, 2017,Bunga Rampai
Ilmu Pendidikan Islam, Palangkaraya: Pustaka Banua.
Hasan Basri dan Beni Ahmad Saebani, 2010 Ilmu Pendidikan Islam (
Jilid II ), Bandung : Pustaka Setia.
[1] Heri Gunawan,
Pendidikan Islam Kajian Teoretis dan Pemikiran Tokoh, Bandung : PT Remaja
Rosdakarta,2014,hlm. 207-208
[2]
Hamdanah, Bunga Rampai Ilmu
Pendidikan Islam, Palangkaraya: Pustaka Banua, 2017,hlm .41
[3]ibid,
hlm. 43
[4]
Hasan Basri dan Beni Ahmad Saebani, Ilmu Pendidikan Islam ( Jilid II ), Bandung
: Pustaka Setia, 2010, hlm. 133
[5]
ibid,hlm.134
[6]
ibid,hlm.135
[7]ibdt,hlm.136
[8]
ibid, Heri Gunawan, hlm. 220
[9]
http://mayuzta.blogspot.co.id/2015/06/peserta-didik-dalam-pendidikan-islam_22.html
diakses ada 24 November 2017 pukur 7. 06 WIB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar